Women have a role in da'wah according to their abilities. He has a role in amar ma'ruf nahi mungkar according to the level of his abilities. He can preach in Housing with other Muslim women, or in his area, or on the road, or in the market or in other places he is able to do amar ma'ruf nahi mungkar and da'wah. Of course in a way that has good wisdom and advice and continues to cover the hijab that is shar'i, and evaluates the provisions for the Muslim women that Allah has for them. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PERAN WANITA MUSLIMAH DALAM DAKWAHHardika Saputra**Dosen IAI Agus Salim Metro Lampung*Guru SMP Muhammadiyah Ahmad Dahlan MetroAbstract. Women have a role in da'wah according to their abilities. He hasa role in amar ma'ruf nahi mungkar according to the level of his abilities. Hecan preach in Housing with other Muslim women, or in his area, or on theroad, or in the market or in other places he is able to do amar ma'ruf nahimungkar and da'wah. Of course in a way that has good wisdom andadvice and continues to cover the hijab that is shar'i, and evaluates theprovisions for the Muslim women that Allah has for Role, Women, Da’wahAbstrak. Wanita punya peran dalam dakwah sesuai dengankemampuannya. Ia punya peran dalam amar ma'ruf nahi mungkar sesuaidengan kadar kemampuannya. Ia bisa berdakwah di Perumahan bersamapara Muslimah yang lain, atau di daerahnya, atau di jalan, atau di pasaratau di tempat-tempat lain yang ia mampu lakukan amar ma'ruf nahimungkar dan dakwah. Tentunya dengan cara yang hikmah dan nasihatyang baik dan tetap melazimi jilbab yang syar’i, serta melazimi ketentuan-ketentuan bagi Muslimah yang Allah syariatkan bagi mereka..Keyword Peran, Wanita, Dakwah PERANAN WANITA MUSLIMAH DALAM DAKWAHDalam Surat Al Imran Ayat 104 Allah SWT berfirman “Dan hendaklah adadiantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruhkepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar.”Kata min dari minkum diartikan sebagai tambahan atau pelengkap danbukan untuk menyatakan sebahagian. Dengan demikian objek ayatnya adalahseluruh kaum muslimin dari berbagai kelompok baik profesi, organisasitermasuk kelompok laki-laki dan wanita. Jadi, wanita muslimah jugabertanggung jawab atas berlangsungnya gerakan da’wah sering dikaitkan dengan berbicara dibalik mimbar, memberikanceramah keluar rumah atau bahkan keluar daerah. Belum dikatakanberdakwah jika belum ceramah keluar rumah, terutama bagi kaum terdapat anggapan bahwa seorang muslimah yang hanya diamdirumah dan tidak berceramah keluar rumah belum disebut seorang muslimah yang mendidik anaknya membaca Al Qur’an,mengurus rumah tangga dan hal lain yang bermanfaat, adalah sebuah kerjadakwah. Karena mendidik anak bukanlah permasalahan sepele tetapi bahkanhal sangat berguna bagi tugas dakwah islam kedepan, yaitu mempersiapkankader-kader Islam kedepan yang lebih baik. Hal itu juga merupakan suatu kerjadakwah yang tidak boleh disepelekan muslimah yang menjadi seorang aktivis dakwah atau sebagaimurrobbiyah karna tugas dakwah tertentu seorang muslimah perlumeninggalkan rumahnya. Hal ini tak jadi masalah apabila ia ditemani olehmahramnya. Dalam keadaan darurat dan dalam keadaan yang masuk kategoriaman ia dapat pergi sendirian. Tetapi hendaknya hal ini jangan dijadikansebuah kebiasaan yang dianggap enteng. Hendaknya wanita dapat mengukurdiri dan menimbang-nimbang dari segi manfaat dan mudharatnya. Dari Abu Musa Radhiyallahu’anhu, ia berkata, “Tidaklah kami, parasahabat Rasulullah SAW mendapati masalah dalam suatu hadits lalu kamibertanya kepada Aisyah Radhiyallahu’anhu melainkan kami mendapatkan darisisi beliau ilmu tentang hal itu.” Para sahabat dan tabi’in biasa mendatangiAisyah Radhiyallahuanha untuk mendengar hadits-haditsnya dari balik hijab.Dari hal itu kita bisa tau bahwa tanpa mengurangi kepribadian dan karakter seorang Muslimah secara fitrah dan syar’i Aisyah Radhiyallahuanha dapatmembagikan ilmu yang beliau dapat dari Rasulullah SAW. Kita tak dapat menyatakan suatu skala prioritas bagi seorang muslimah,apakah ia lebih mementingkan tugas dakwah diluar rumah daripada tugas-tugas rumah tangganya atau sebaliknya. Sebab, sebagaimana telah dinyatakandiatas, mendidik anak dan mengurusi rumah tangga adalah tugas dakwah penting bagi mereka ialah senantiasa meniatkan segala pekerjaannya,didalam atau diluar rumah, bagi kemaslahatan Islam dan ummatnya. Namundemikian perlu juga diperhatikan masalah tanggungjawab seorang muslimah,terutama bagi mereka yang telah berumah tangga. Islam telah membebaskanwanita dari kewajiban nafkah, tetapi Islam membebani wanita dengantanggungjawab mengenai pemeliharaan dan pengelolaan keluarga dari di dalamnya mengurus dan membimbing anak. Wallahu alam. Artikel Pernah Dimuat Dalam website Islami Daftar PustakaAzmi Jasmi, Kamarul, dkk. Wanita dalam Dakwah dan Pendidikan. Malaysia UTM Pers,2008. Ahmad Al Alaf, Abdullah. Kiprah Dakwah Muslimah. Solao Pustaka Arafah, 2008. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
laki laki dan perempuan. Dalam hal ini Fitrah identik dengan Sunnah atau Ad- Dien. yang bersesuaian dengan ajaran islam, karena itu khitan dalam khazanah bahasa Indonesia Waktu WAJIB, yakni saat seorang anak telah mencapai umur BALIGH. Waktu Sunnah, Yakni saat anak belum mencapai umur baligh. Waktu Ikhtiyar, yakni saat bayi umur 7 (tujuh
JAKARTA - Wanita dan riasan layaknya kutub utara dan selatan yang tidak dapat dipisahkan. Menjadi fitrah bagi seorang wanita untuk berusaha tampil sebaik dan secantik mungkin saat akan menghadiri acara maupun untuk berkumpul bersama dalam ajaran Islam bukanlah sesuatu hal yang dilarang. Malah, Islam mengajarkan cara berhias yang baik tanpa harus merugikan atau merendahkan martabat wanita itu sendiri. Dalam HR Muslim disebutkan. "Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan." Dalam hadist ini sudah jelas jika Allah menyukai umatnya yang mampu menjaga diri, utamanya dalam hal kebersihan dan mempercantik diri. Termasuk untuk muslimahnya apalagi jika ditujukan untuk lain yang menegaskan jika Allah SWT tidak melarang umatnya berhias disebutkan dalam QS Al-A'raf ayat 32. Dalam surat tersebut Allah bersabda, "Katakanlah 'Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan siapa pulakah yang mengharamkan rezeki yang baik?' Katakanlah 'Semuanya itu disediakan bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus untuk mereka saja di hari kiamat'. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui." Penggunaan riasan ini diizinkan asal tidak berlebihan, utamanya di bagian-bagian tubuh tertentu. Larangan ini disebut Tabarruj yang berarti sesuatu yang terang, dan tampak. Imam asy-Syaukani dalam karyanya yang berjudul Fathul Qadiir berkata, "At-Tabarruj adalah dengan seorang wanita menampakkan sebagian dari perhiasan dan kecantikannya yang seharusnya wajib untuk ditutupinya, yang mana dapat memancing syahwat hasrat laki-laki."Hal lain yang perlu diperhatikan ketika berhias adalah masalah aurat. Perlu dipahami mana anggota tubuh yang masuk dalam kategori aurat dan mana yang bukan. Wanita secara umum adalah aurat, hal ini ditegaskan dalam HR Tirmidzi yang menyebutkan, "Wanita itu aurat, apabila ia keluar dari rumahnya setan senantiasa mengintainya."Aurat muslimah dihadapan laki-laki yang bukan mahramnya adalah dari ujung kepala hingga ujung kaki. Hal ini merupakan kesepakatan dari para ulama. Namun ada perbedaan antara ulama apakah wajah dan kedua telapak tangan termasuk aurat atau tidak. Sementara bagi mahramnya, aurat muslimah adalah seluruh tubuh kecuali bagian-bagian yang biasa diberi perhiasan. Yaitu kepala, telinga, leher, bagian atas ada yang biasa diberi kalung, telapak kaki, bagian tulang hasta dengan sedikit lengan atas yang biasa diberi hiasan lengan, dan bagian bawah betis yang diberi gelang menggunakan produk-produk kecantikan, muslimah harus berhati-hati dalam memperhatikan kandungan di dalamnya. Bahan dasar pembuatan produk itu tidak boleh luput dari perhatian muslimah. Make up yang digunakan hendaknya tidak berasal dari bahan yang haram, berbahaya, maupun memudharatkan. Dalam HR Baihaqi Rasulullah SAW pernah bersabda, "Tidak boleh memadharatkan dan membalas kemadharatan dengan kemadharatan semisalnya."Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin juga pernah berkata, "Mengenai make up, jika hal itu bisa menambah kecantikan dan tidak membahayakannya, maka boleh digunakan. Tetapi saya pernah mendengar, bahwa make up itu membahayakan kulit wajah, mengakibatkan kulit wajah berubah menjadi jelek sebelum masa tuanya. Saya menyarankan kepada para wanita untuk bertanya kepada para dokter tentang hal ini. Jika berita itu benar, maka menggunakan make up itu menjadi haram atau minimal makruh, karena semua yang mengakibatkan kerusakan, adakalanya haram atau adakalanya makruh."Penggunaan produk kecantikan yang diizinkan oleh Allah SWT adalah produk yang pengaruhnya bersifat sementara dan bukan permanen. Produk yang mengubah kondisi muslimah secara permanen diharamkan karena termasuk dalam mengubah hasil ciptaan Allah. Rasulullah SAW bersabda, "Allah melaknat wanita yang mentato, wanita yang minta ditato, wanita yang mencabut alis atau rambut lainnya yang ada di wajah, wanita yang minta dicabutkan alisnya atau rambut lainnya yang ada di wajah, wanita yang minta direnggangkan gigi-giginya. Mereka adalah wanita-wanita yang mengubah ciptaan Allah."Terakhir saat akan berhias, diharapkan muslimah tidak berdandan seperti wanita kafir. Dalam QS Al-Baqarah ayat 51, Allah SWT berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin mu; sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka." Gagasantersebut menuai pro dan kontra. Mengingat Indonesia adalah masyarakat dengan mayoritas muslim yang tentu berbeda dengan budaya barat yang mendukung kebebasan tanpa batas. Pilihan ini dianggap sesuatu yang menentang fitrah seorang perempuan, yang telah Allah takdirkan dalam dirinya rahim untuk melahirkan generasi dengan penuh kasih sayang. Ilustrasi Wanita Itu Fitrah Bukan Fitnah. Foto adalah agama cinta dengan perdamaian, kerukunan dan keindahan. Walaupun dengan perbedaan berpendapat namun keadilan tetap menjadi prioritas utama. Semua ciptaan Allah SWT diciptakan berpasangan, mulai dari makhluk hingga permasalahan pasti ada solusinya. Laki-laki dipasangkan dengan perempuan, itu adalah sebuah karunia dari Allah wanita dalam islamBerbicara mengenai perempuan sungguh tak ada habisnya, perempuan pada zaman dahulu sangatlah dianggap jijik dan mereka seolah mendapat suatu aib yang sangat besar. Perempuan tak dianggap layaknya seorang manusia pada umumnya, namun lebih binatang yang menjijikkan. Diperlakukan sewenang-wenangnya layaknya baju setelah dipakai berkali-kali akan sobek dan kusam lalu setelah itu dibuang, diinjak-injak, hingga dibakar. Sungguh zaman dalam keadaan rusak, dan perempuan dianggap sebagai barang untuk menjual dan islam memijakkan kaki ke dunia dengan segala cahaya yang dimilikinya, membuat makhluk-makhluk Allah di darat maupun di laut takjub akan kedatangannya. Masa yang ditunggu-tunggu oleh seruluh alam semesta, dengan kelahiran Nabi besar yang akan menjadi suri tauladan bagi umatnya dan seluruh alam. Kedudukan perempuan kala itu melejit seperti roket, kedudukan perempuan menjadi tinggi, tak ada yang mengganggu kedudukan itu. Perempuan dalam islam sangatlah dimuliakan, seperti seorang itu pula muncul wanita-wanita islam yang menjadi tauladan bagi wanita-wanita lain, baik dari kalangan islam maupun non islam. seperti contohnya Khodijah binti Khuwailid ra, Aisyah binti Abu Bakar, Nusaibah binti Kaab, Rabia Al-Adawiyya dan masih banyak lagi. Allah SWT menciptakan wanita dengan seindah-indah ciptaan, keindahannya seperti mentari terbit dikala pagi menjadikan fajar dengan segala keindahan cahayanya. Wanita dalam islam seperti perhiasan dunia yang sangat mahal harganya, untuk itu hendaklah wanita itu menjaga dirinya dengan sebaik قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاۤءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ ۗ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ۗوَالّٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّ ۚ فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا ۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا.“Laki-laki suami itu pelindung bagi perempuan istri, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka laki-laki atas sebagian yang lain perempuan, dan karena mereka laki-laki telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat kepada Allah dan menjaga diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah menjaga mereka. Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur pisah ranjang, dan kalau perlu pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar.” An-Nisa [4] 34Ilustrasi Wanita Itu Fitrah Bukan Fitnah. Foto datangnya islam berbalik sudah kedudukan wanita di mata dunia, tak lagi dianggap rendah. Rasulullah sering mengingatkan dalam sabda-sabdanya bahwa laki-laki dan perempuan itu setara, yang membedakan hanyalah ketaqwaan. Diceritakan dari Abdullah bin Amru bahwasanya Rasulullah SAW bersabdaالدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا المَرْأَةُ الصَّالِحَةُ“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.” HR. Muslim 1467hadis tersebut shahih menurut ijma’ ulama, lalu terdapat hadits lainnya. dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabdaخَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي“Orang yang paling baik diantara kalian adalah orang yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah orang yang paling baik terhadap istriku.” HR Ibnu Majah 1977 dalam maktabaru al ma’arif riyadh, dalam bab baik dalam bermuamalah, shahih menurut Muhammad Nashiruddin Al-AlbaniIslam memberikan pandangan yang luas bagi wanita, baik dalam karir maupun dalam memiliki hak. Hak di sini adalah yang membuat wanita dari tak memiliki harga diri hingga akhirnya islam datang dan ia mengimaninya, islam akan membuat wanita memulai hidup dalam lembaran baru. Yaitu seperti sebuah kain putih yang bersih, islam tidak membedakan entah wanita itu dulu memiliki cerita yang suram, rusak ataupun hina. Namun di mata islam semua manusia itu setara, hanya ketaqwaan yang membedakannya. Menjadi seorang muslimah tentulah bukanlah hal yang mudah, namun dengan keteguhan hati, memperbaiki diri setiap hari, berserah diri kepada illahi, dengan ikhtiar illahirabbi insya Allah akan mencapai keridhoan-Nya.REPUBLIKACO.ID, BLACKBURN -- Seorang wanita Muslim bernama Aisha berusia 72 tahun bersemangat mengikuti kursus bela diri di Blackburn, Inggris. Ia meninggalkan zona nyamannya dan memilih mengikuti pelatihan bela diri yang diselenggarakan oleh akademi pertahanan Z selama enam pekan. "Saya mengikuti kursus bela diri karena saya pikir lebihDariIbnu Abbas Radhiyallahu 'anhu, Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidak boleh seorang lelaki berdua dengan wanita kecuali bersama mahramnya, dan tidak boleh wanita bepergian kecuali dengan mahramnya.". Berkata seseorang, "Wahai Rasulullah sesungguhnya istri keluar untuk naik haji, dan saya diwajibkan mengikuti perang